Sibolangit.
Segenap utusan dan parhalado Gereja HKI (Huria Kristen Indonesia) telah selesai menggelar Sinode ke 61 di Reatret Centre GBKP Sukamakmur,yang dilaksanakan Sibolangit dari Tanggal 20-23 Agustus 2015.
Pimpinan pusat sebelumnya yakni Ephorus HKI Pdt. Dr. Langsung Sitorus dan Sekjen Pdt. M. Pahala Hutabarat, MM menetapkan kebijakan pemilihan pimpinan pusat HKI dengan "pola" yang berbeda dari sistem pemilihan yang lalu-lalu dan berbeda pula dengan gereja lainnya. Pemilihan Ephorus dan Sekjen HKI periode 2015-2020 HKI dilaksanakan dengan mekanisme “Manjomput Na Sinurat” (atau yang sering kita dengar dengan istilah cabut undi).
Pemilihan Ephorus dan Sekjen HKI periode 2015-2020 HKI dilaksanakan dengan mekanisme “Manjomput Na Sinurat” (atau yang sering kita dengar dengan istilah cabut undi).
Sebelunya para Calon telah menjalani seleksi dari tingkat distrik dari seluruh Indoensaia dimana untuk periode 2015-2020 menyisakan dua orang, yakni Pdt. Pahala Hutabarat dan Pdt.Jansen Simanjuntak. Kemudian pada Sinode, Panitia menyediakan beberapa gulungan kertas khusus yang satu diantaranya berisi pernyataan menjadi Ephorus.
Gulungan kertas inilah yang akan dicabut oleh kedua calon, sampai ada yang mendapatkan kertas yang berisi tulisan, untuk kemudian ditetapkan menjadi pimpinan pusat (Ephorus) HKI yang akan memimpin kurang lebih 400 ribu umat HKI yang tersebar di seluruh Indonesia. Khusus untuk sekjen, mengingat calon yang lolos hanya satu yaitu Pdt.Dr.Batara Sihombing, sehingga tidak dilakukan pemilihan.
Menurut salah Serang Ruas HKI Ressort Pagar batu, St.M.Hutabarat menyebutkan bahwa hal ini telah memberikan gambaran kepada kita bahwa kekuasaan/jabatan itu adalah amanah dari Tuhan, yang tidak patut dipertahankan dengan segala macam cara terlebih lagi dengan jalan yang tidak dikehendakiNya. (Ruas-HKI)
