Danau Toba adalah danau kaldera terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, berjarak 176 km ke arah Barat Kota Medan. Danau Toba (2,88o N - 98,5o 2 E dan 2,35o N - 99,1o E) adalah danau terluas di Indonesia (90 x 30 km2) dan juga merupakan sebuah kaldera volkano-tektonik (kawah gunungapi raksasa) Kuarter terbesar di dunia. Kaldera ini terbentuk oleh proses amblasan (collapse) pasca erupsi supervolcano gunungapi Toba Purba, kemudian terisi oleh air hujan.
Danau Toba mempunyai ukuran panjang 87 km berarah Baratlaut-Tenggara dengan lebar 27 km dengan ketinggian 904 meter di atas permukaan laut (dpl) dan kedalaman danau yang terdalam 505 meter. Di tengah Danau Toba terdapat Pulau Samosir dengan ketinggian berkisar antara 900 hingga 1.600 meter dpl, yang terbentuk akibat pengangkatan dasar danau pasca erupsi kaldera yang terjadi pada 74.000 tahun yang lalu, sebagai akhir dari proses pencapaian kesetimbangan baru pasca-erupsi kaldera supervolcano.
Kawasan dinding Kaldera Toba memiliki morfologi perbukitan bergelombang sampai terjal dan lembah-lembah membentuk morfologi dataran dengan batas caldera rim watershed DTA Danau Toba dengan luas daerah tangkapan air (catchment area) 3.658 km² dan luas permukaan danau 1.103 km². Daerah tangkapan air ini berbentuk perbukitan ( 43%), pegunungan (30 %) dengan puncak ketinggian 2.000 meter dpl (27%) sebagai tempat masyarakat beraktifitas.
Sehubungan dengan keunikannya, Kaldera Toba diusulkan menjadi geopark dengan nama Geopark Kaldera Toba (GKT). Untuk merealisasikan keinginan tersebut, dibentuk Tim Percepatan Pengajuan Geopark Kaldera Toba menjadi anggota dalam Global Geopark Networking UNESCO, dengan menerbitkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 188.44/404/KPTS/2013 pada tanggal 26 Juni 2013.
Pada awalnya, tahun 2011 nama geopark diusulkan dengan nama Geopark Toba, namun dalam perkembangannya mengingat bahwa yang bernilai warisan dunia adalah peninggalan dari letusan super volcano Toba yang berdampak global berupa Danau Toba yang tiada lain adalah suatu Kaldera Kuarter terbesar di dunia, maka diusulkan nama geopark tersebut pada tahun 2013 dengan nama Geopark Kaldera Toba.
Geopark Kaldera Toba mengusung Tema Gunungapi (supervolcano) dengan keunikan sebagai kaldera Volkano-Tektonik Kuarter terbesar di dunia. Kawasan ini mencakup bagian dari wilayah administrasi dari tujuh kabupaten yang mempunyai pantai di Danau Toba yang dibatasi oleh kaldera rim yaitu Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Dairi, Kabupaten Karo, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Simalungun.
Sosialisasi Geopark Kaldera Toba di Samosir
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar Sosialisasi Geopark Kaldera Toba di Saulina Resort, Pangururan, Rabu (16/7). Sosialisasi tersebut diikuti oleh pelaku budaya Dr. Hinca IP. Pandjaitan XIII, SH, MH, ACCS, Pimpinan SKPD, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Komunitas I Rumahela, Masyarakat Kec. Pangururan dan dibuka oleh Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon, MM.
Gubsu melalui Asisten Ekbang Kesos Provsu Ir Hj R Sabrina, M.Si mengatakan bahwa menurut UNESCO, Geopark merupakan suatu kawasan yang memiliki unsur-unsur geologi yang termuka termasuk nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang ada didalamnya. Dimana masyarakat setempat diajak berperan-serta untuk melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam. Sosialisasi ini dilaksanakan untuk memperkenalkan Geopark Kaldera Toba dalam rangka memperjuangkan Kaldera Toba sebagai salah satu GGN - Global Geopark Network (UNESCO).
Dalam sambutannya Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon, MM mengatakan bahwa konsep Geopark Toba merupakan langkah strategis dalam mengembangkan pariwisata kawasan Danau Toba dan mewujudkan visi Samosir menjadi kawasan wisata lingkungan yang inovatif. Pemerintah pusat telah menetapkan Danau Toba sebagai salah satu Kawasan Strategis Nasional (PP. 26/2008) dan pada PP. 50/2011 tentang RIPPARNAS tahun 2010 – 2025, Danau Toba termasuk sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Hal ini menegaskan bahwa kawasan Danau Toba akan menjadi perhatian pemerintah pusat dalam pengembangan dan pembangunan kepariwisataan.
Menurut Mangindar, membangun Geopark Toba memiliki 3 aspek tujuan utama yang saling terkait. Petama adalah fungsi konservasi/perlindungan aspek geologis untuk geosite-geosite (objek wisata) yang tersebar di kawasan Danau Toba. Objek warisan bumi ini berpeluang mencipatakan nilai ekonomi.
Kemudian aspek yang kedua adalah aspek edukasi/pendidikan dan penelitian terhadap fenomena pembentukan muka bumi (Geoscientific Knowledge). Geopark Toba sebagai tempat yang berisi berbagai material bumi yang berkaitan dengan proses terbentuknya kawasan Danau Toba saat ini. Dengan demikian, Geopark Toba akan berfungsi sebagai tempat tujuan wisata yang berkaitan dengan edukasi.
Aspek yang ketiga adalah Geotourism. Kegiatan geopark mampu menstimulus aktifitas ekonomi masyarakat lokal serta pembangunan yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya jumlah pengunjung di Geopark maka akan berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Geopark. Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi melalui usaha konservasi dan pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam.
Unruk mempercepat realisasi Geopark Kaldera Toba sebagai salah satu GGN - Global Geopark Network (UNESCO), Bupati Samosir I. Mangindar Simbolon, MM menegaskan diperlukan kerjasama dari seluruh kabupaten/kota kawasan Danau Toba.

